Pertumbuhan
positif di Asia mendorong para konglomerat dari Negeri Timur melakukan
investasi di klub sepakbola Eropa. Upaya yang mereka lakukan tak sebatas hobi
semata, namun klub-klub yang mereka ambil alih diyakini dapat menjadi lumbung
uang, sekaligus promosi paling efektif.
Tak semata
keuntungan finansial yang dapat mereka kantongi, tapi pembelian klub Eropa
dapat menjadi iklan paling efektif individu serta produk mereka untuk go
international di daratan Eropa.
Contohnya
saja pengusaha asal Malaysia, Tony Fernandes yang membeli klub Liga Inggris
Queens Park Rangers (QPR). Pengusaha yang bergerak di bidang penerbangan ini
dengan bebas mengiklankan maskapai AirAsia di jersey maupun menempelkan brand
perusahaannya ke seisi lapangan Loftus Road, markas QPR.
Juga yang
dilakukan pengusaha asal Indonesia, Erick Thohir. Aksinya sempat menggemparkan
dunia saat membeli mayoritas saham Internazionale Milano. Erick tidak hanya
menjadi sorotan media Italia, namun pembelian Inter menjadi brand awareness
efektif bagi Erick Thohir dan sejumlah usaha yang ia miliki ikut mendunia.
Pertumbuhan
ekonomi Asia yang bergerak positif, membuat para konglomerat memburu klub-klub
Eropa yang kekurangan modal menyusul krisis ekonomi yang melanda Eropa. Berikut
adalah konglomerat Asia yang berinvestasi di klub-klub Eropa.
1.
Tony Fernandes (Malaysia) - Queens Park Rangers FC
Toni adalah
pemilik penerbangan murah AirAsia. Pria kelahiran Kuala Lumpur, Malaysia yang
disebut-sebut memiliki kekayaan bersih 530 juta dolar AS (Rp7,2 triliun) memang
sangat menggilai sepakbola.
Sebelum
resmi memiliki Queens Park Rangers, ia sempat dikabarkan ingin membeli West Ham
United FC. Namun, pada tahun 2011, ia memutuskan untuk membeli QPR dengan harga
35 juta poundsterling (Rp750 miliar), atau 66 persen dari saham klub.
Pangsa sisa
saham dimiliki oleh jutawan India Lakshmi Mittal. Tony mengakui jika pembelian
QPR sebagai platform untuk mempromosikan maskapai tarif rendah AirAsia.
Sayangnya QPR tak lagi berlaga di kasta utama Liga Inggris alias terdegradasi
ke Divisi Championship Premier League.
2.
Vincent Tan (Malaysia) - Cardiff City & FK Sarajevo FK
Pengusaha
asal Malaysia lainnya yang menginvestasikan uangnya ke Inggris adalah Vincent
Tan. Pada 2013, pengusaha properti ini membeli klub Inggris Cardiff City, yang
saat ini berlaga di Divisi Championship, kasta kedua Liga Inggris.
Pengusaha
dengan total kekayaan Rp16 triliun ini juga membeli klub asal Bosnia Sarajevo
FK. Hobinya pada olahraga juga membuatnya tercatat sebagai co-owner dari Los
Angeles Football Club serta pemilik dari klub asal Belgia, KV Kortrijk.
3.
Erick Thohir (Indonesia) - Inter Milan FC
Tahun 2013,
pengusaha asal Indonesia, Erick Thohir menjadi sorotan dunia setelah membeli 70
persen saham Inter Milan, raksasa Serie A, pemegang gelar treble winner
satu-satunya asal Italia.
Pria
berusia 45 tahun ini adalah penggila olahraga karena bos media Mahaka Grup ini
juga tercatat sebagai pemilik D.C United dan Persib Bandung.
Total
kekayaannya ditaksir Rp13 triliun saat ia mengakuisisi Inter dengan gelontoran
dana tak kurang dari Rp5 triliun, patungan bersama dua sahabat lainnya Rosan
Roeslani dan Handy Soetedjo.
4.
Peter Lim (Singapura) Valencia CF
Pebisnis
asal Singapura, Peter Lim pernah melakukan penawaran mengambil alih Liverpool
pada 2010 silam, namun akhirnya ia resmi akuisisi saham klub La Liga Spanyol,
Valencia.
Pengusaha
property ini ditaksir memiliki harta 2 miliar dollar AS atau sekitar 27 triliun
ini, juga berinvestasi di otomotif dengan menanamkan sahamnya tim F1, McLaren.
5.
Vichai Srivaddanaprabha (Thailand) - Leicester City FC
Pengusaha
sukses travel adalah pencinta olahraga Polo. Perusahaan miliknya King Power
lantas dijadikan nama stadion kebanggaan stadion Leicester, dan tentunya
perusahaan pengusaha asal Thailand ini juga terpampang di jersey Leicester yang
saat ini berlaga di Premier League.
6.
Wang Jianlin (China) - Atletico Madrid
Wang
Jianlin adalah pemilik 20 persen saham klub La Liga Spanyol, Atletico Madrid.
Lewat perusahaannya Dalian Wanda Grup, Jialin yang berlatar belakang pegawai
kantoran, berhasil menjelma menjadi konglomerat setelah sukses bergelut di
dunia properti.
Tercatat
sebanyak 9 juta meter persegi tanah di China menjadi bagian penting dari
perusahaan propertinya, dengan dibangun sebanyak 58 plaza, 15 hotel mewah, 68
bioskop, 57 departemen store, serta 54 tempat karaoke yang tersebar seantero
China.
7.
Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan (Qatar) - Manchester City FC
Sejak
mengakuisisi Manchester City pada 2008 silam, pengusaha minyak asal UEA Sheikh
Mansour bin Zayed Al Nahyan, kerap menganggu pasaran harga pemain. Dari
perusahaannya Abu Dhabi United Group Investment and Development Limited, ia
mengambil alih City dari tangan Thaksin Shinawarta.
Kekayaan
keluarga Sheikh Mansour tercatat sekitar 560 miliar pounds. Sebagian besar
kekayaan tersebut dihasilkan dari perusahaan minyak yang dimiliki oleh keluarga
Al-Nahyan sejak tahun 1958.
Atas
investasinya jutaan dollar, ia berhasil membawa City juara Premier League
2011/12, serta 2013-14.
8.
Nasser Al-Khelaifi (Qatar) - Paris Saint-Germain FC
Pemilik
stasiun televisi olahraga Bein Media Group, Nasser Al-Khelaifi, juga mantan
pemain tenis profesional, membeli klub Prancis, Paris Saint-Germain (PSG) pada
Juni 2011.
Didukung
dengan dana besar, PSG menjelma menjadi tim bintang dengan mendatangkan
sejumlah pemain dunia seperti David Beckham, Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani
dan Thiago Silva.
9.
Anuradha Desai (India) Blackburn Rovers FC
Perusahaan
pengelolaan obat-obatan untuk hewan, VH Group yang berpusat di India membeli
saham mayoritas klub Inggris Blackburn Rovers pada November 2010 melalui anak
perusahaan, Venky London Limited.
Kelompok
usaha yang dikendalikan oleh keluarga Dr BV Rao dan putrinya Anuradha Desai
juga merupakan sponsor untuk tim Fighters Mumbai yang berlaga di World Series
of Boxing. Mereka juga mensponsori Liga Premier India, ATP Mumbai Turnamen
Tenis dan Liga Champions.
10.
Shahid Khan (Pakistan) - Fulham FC
Miliarder
Pakistan-Amerika, Shahid Khan membeli Fulham FC pada bulan Juli 2013 dari
miliader Mesir, Al-Fayed. Jumlah pembelian diungkapkan. Namun, media
berspekulasi bahwa klub yang saat ini berlaga di Divisi Championship Liga
Inggris diambil alih dengan biaya sekita 150 juta poundsterping.
Selain
berinvestasi di klub sepak bola, Khan juga memiliki klub Jacksonville Jaguars
yang berlaga di National Football League (NFL).
11.
Carson Yeung (Hong Kong) - Birmingham City F.C
Pengusaha
Hong Kong, Carson Yeung sudah berusaha membeli saham Birmingham City FC sejak
tahun 2007 namun gagal. Tapi upayanya pada 2009, melalui perusahaannya Grandtop
International Holdings Ltd, Yeung berhasil membeli 29,9% saham klub.
Pada bulan
Februari 2014, Yeung mengundurkan diri dari posisi sebagai presiden klub karena
ia divonis oleh pengadilan Hongkong terbukti terlibat dalam perkara pencucian
uang.
12.
Mr bee (Thailand) 48% Saham Ac Milan
Mr Bee juga
memiliki perusahaan personal Thai Prime, yang menginvestasikan dana mereka ke
perusahaan publik dan memiliki tingkat kesuksesan tinggi dengan mengembalikan
bisnis yang sulit menjadi salah satu pemain besar di pasaran. Dengan
ketertarikan di sejumlah sektor, sepert pelayanan keuangan, konstruksi,
properti, teknologi, parkir, infrastruktur jalan, olahraga juga perusahaan
pembiayaan, perusahaan yang dimilikinya menjadi pemimpin di seluruh Asia dan
Australia karena kemampuannya mengubah usaha yang dimiliki memiliki nilai jual
tinggi.
Kisahnya
kurang lebih seperti Raja Midas, tapi dia sama sekali tak terpikirkan soal itu.
Mr Bee sudah memiliki kejayaan di usia 39, tapi memiliki kerendahan hati dan
masih menjadi sosok yang bersahabat bagi semua orang
Sumber : kaskus Goal.co.id
0 komentar:
Posting Komentar