Pemanasan
Global dan tak menentu nya iklilm di dunia telah menjadi tanda jika bumi yang
kita pijak ini sudah tidak sehat lagi. Penebangan hutan, pencemaran lingkungan
serta limbah pabrik yang tidak diolah dengan baik telah menjadi luka yang
sangat menyakitkan bagi bumi. Kita sebagai manusia memang tidak bisa merasakan
sakitnya, namun dampak dari sakitnya bumi bisa kita lihat sekarang.
Banyak
orang yang mengeluh karena ekstrim nya cuaca dan banyak orang yang kelaparan
karena hilangnya air bersih dalam tanah. Bumi yang sekarang memang berbeda
dengan bumi yang ada di masa lalu. Salah satu penyebab rusaknya bumi ini adalah
perkembangan teknologi serta pembangunan yang meraja lela. Hutan hijau pun
mulai banyak di gunduli untuk dijadikan sebuah pemukiman bagi banyak orang.
Padahal
kita tahu hutan hijau adalah paru paru dunia yang sangat kita butuhkan.
Terlepas dari itu kesadaran akan pentingnya kelestarian alam memang belum
disadari banyak orang. Hanya karena kepuasan pribadi banyak orang rela membakar
hutan dan membuang limbah sembarangan. Seperti yang dilakukan oleh
negara-negara berikut ini, dimana demi kelangsungan hidup negaranya hutan hijau
pun mereka hancurkan.
Berikut
adalah sepuluh negara yang telah merusak kelestarian dan kesehatan bumi yang
kita pijak :
1.Brazil
Walau
diberkati alam hijau yang luas nyatanya Brasil termasuk negara penyumbang
kerusakan terbesar di Bumi, kecuali penangkapan ikan dilaut. Bukannya
memanfaatkan hutan hujannya negara ini malah merusaknya.
Negara yang
dikatakan sebagai negara sepak bola ini menduduki Peringkat 1 untuk kehilangan
hutan alam, tempat ke-3 untuk menggunakan pupuk, posisi ke-4 untuk spesies
terancam, posisi ke-4 untuk emisi CO2, dan tempat ke 8 untuk polusi air.
Untuk
apakah perusakan lingkungan yang luar biasa ini ditujukan?
Sebagian
besar kerusakan hutan di Brasil terkait erat dengan hutan hujan Amazon yang
luas serta pembukaan lahan untuk Pastureland oleh kepentingan komersial dan
spekulatif, kebijakan pemerintah salah arah, tidak sesuai proyek Bank Dunia.
Ditambah eksploitasi komersial sumber daya hutan menjadi lahan Kedelai dan
tanaman kakao dan peternakan.
2.Amerika Serikat
Meskipun
Amerika menempati peringkat 211 terbaik untuk konversi tempat tinggal dan
menghormati alam. Namun banyak perilaku buruknya yang melampaui negara-negara
lain. Dalam hal ini Amerika adalah pengguna terbesar dalam penggunaan pupuk dan
nitrogen, fosfor dan potassium (NPK).
Penggunaan
pupuk yang berlebihan mengakibatkan pencemaran bahan kimia ke dalam air tanah,
bahkan mengubah atau menghancurkan habitat alam. Amerika Serikat juga berada
pada peringkat 1 untuk emisi CO2, peringkat 2 sebagai tempat polusi air, tempat
ke-3 untuk penangkapan ikan di laut, dan 9 tempat untuk spesies terancam. Tidak
semua orang amerika bangga menjadi orang Amerika saat ini.
3.China
Perairan
pesisir Cina semakin tercemar oleh segala sesuatu mulai dari minyak, pestisida,
dan air limbah. Pencemaran ini membuat Cina mendapatkan peringkat 1 untuk
pencemaran air di dunia.
Di Cina, 20
juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum bersih; lebih dari 70 persen
dari danau dan sungai tercemar, dan insiden polusi besar terjadi di dekat
rumah-rumah. Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini memperkirakan bahwa
hampir 100.000 orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang bersumber
dari polusi air.
Di China,
kepentingan pembangunan ekonomi selalu lebih dimenangkan atas usaha penjagaan
dan perlindungan lingkungan.
4.Indonesia
Menurut
Global Forest Watch, Indonesia adalah wilayah padat hutan pada tahun 1950,
namun 40 % dari hutan yang ada pada tahun 1950 tersebut telah hilang hanya
dalam waktu 50 tahun berikutnya. Jika dibulatkan, Hutan hujan tropis di
indonesia jumlahnya jatuh dari 162 juta ha menjadi hanya 98 juta ha2 saja .
Untuk ini,
Indonesia menempati peringkat 2 di hilangnya hutan alam, efek ini menyebabkan
indonesia menempati peringkat 3 tempat untuk spesies terancam. Indonesia
menempati peringkat ke-3 untuk emisi CO2, 6 untuk penangkapan di laut, 6 untuk
penggunaan pupuk, dan 7 untuk pencemaran air.
5.Jepang
Jepang
sangat dikenal dengan perbuatan penangkapan ikan yang berlebihan di lautan.
Pada tahun 2004, jumlah tuna sirip biru Atlantik dewasa yang berada pada umur
pemijahan telah turun menjadi sekitar 19 persen dibandingkan pada tahun 1975,
yang memiliki seperempat dari pasokan dunia dari lima besar spesies ikan tuna:
Sirip biru, Sirip biru selatan, Bigeye, Madidihang dan Albacore.
Setelah
moratorium penangkapan ikan paus komersial pada tahun 1986, pemerintah Jepang
mulai lagi dengan “penangkapan ikan paus untuk tujuan penelitian” pada tahun
berikutnya, penelitian ini didokumentasikan dengan berakhirnya daging ikan paus
tersebut di piring-piring sashimi. Jepang menempati peringkat 5 untuk konversi
habitat alam dan pencemaran air, dan ke 6 untuk emisi CO2.
6.Mexico
Meksiko
memiliki lebih banyak spesies tanaman dan hewan dari hampir semua negara lain
seperti 450 mamalia (Brasil, yang lebih dari dua kali ukuran Meksiko hanya
memiliki 394 mamalia); sekitar 1000 burung, 693 reptil, 285 amfibi, dan lebih
dari 2000 ikan. Pada pertengahan 1990-an, banyak spesies yang diketahui sudah
terancam: 64 mamalia, 36 burung, 18 reptil, 3 amfibi, dan sekitar 85 ikan.
Meksiko
tidak bergabung dengan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka
(CITES), perjanjian internasional utama untuk menghentikan perdagangan flora
fauna terancam dan hampir punah , yang berlaku sejak tahun 1975, hingga tahun
1991. Hal ini menjadikan Mexico menempati peringkat 1 untuk spesies terancam.
Juga peringkat ke 9 pada tingkat kehilangan hutan alam paling banyak di dunia.
7.India
India
berada pada peringkat ke-3 dunia untuk pencemaran air. Hal ini terjadi sebagai
dampak meningkatnya persaingan air di berbagai sektor, termasuk pertanian, industri,
domestik, minum, pembangkit energi dan lain-lain.
Persaingan
ini menyebabkan sumber daya alam berharga menjadi cepat habis. Polusi air pada
negara ini juga menyebabkan penghancuran habitat satwa liar yang hidup di
perairan. India menempati peringkat 8 untuk tiga bidang: Spesies terancam,
penangkapan liar di laut dan emisi CO2.
8.Rusia
Hanya
kurang dari separuh penduduk Rusia memiliki yang akses terhadap air minum yang
aman. Limbah kota dam kontaminasi nuklir menambah masalah besar pada sumber air
utama. Rusia di posisi ke-4 untuk pencemaran air terburuk. Peringkat 5 terburuk
pada kualitas udara emisi CO2 , kualitas udara sama buruknya dengan kualitas
air. Ada lebih dari 200 kota yang sering melebihi batas polusi Rusia. Peringkat
7 untuk penangkapan liar di laut.
9.Australia
Sekarang
sekitar 11.5 persen dari total lahan tanah di Australia kini telah dilindungi
oleh pemerintah, lahan ini adalah tempat tumbuhnya banyak pepohonan. Meskipun
bertempat di padang pasir gersang Lahan ini dilindungi pemerintah demi
mengendalikan tingkat konversi lahan yang mulai tak terkendali. Australia menempati
peringkat ke 7 terburuk dalam hal penggunaan lahan menjadi tempat tinggal,
peringkat ke 9 untuk penggunaan pupuk, dan ke 10 untuk kehilangan hutan alam.
10.Peru
Negara
Amerika Selatan ini menempati peringkat nomor 10 dari seluruh negara pencipta
dampak negatif terhadap lingkungan di dunia. Dari 179 negara, Peru menempati
peringkat 2 untuk penangkapan liar di laut dan peringkat ke 7 untuk penangkapan
ilegal spesies yang terancam punah. Penangkapan yang berlebihan dan perdagangan
spesies terlarang menjadi penyebab utamanya.
Sumber : Kaskus
0 komentar:
Posting Komentar