1.
Lalat Buah.
Lalat buah
menjadi makhluk hidup pertama yang berada di luar atmosfer bumi. Dikirim pada
tahun 1947, lalat-lalat buah itu berhasil pulang ke bumi dengan selamat.
2.
Monyet.
Setelah
sukses mengirimkan lalat buah, para ilmuwan selanjutnya melakukan percobaan
pada seekor monyet. Albert adalah monyet pertama yang dikirim ke luar angkasa
pada Juni 1948, sayangnya misi itu gagal. Hingga setahun kemudian dilakukan
peluncuran kedua dengan seekor monyet bernama Albert II. Ia berhasil mencapai
luar angkasa dengan ketinggian 133 Kilometer dari bumi, namun sayangnya Albert
II meninggal karena ledakan setelah sampai di luar angkasa. Baru pada tahun
1959, seekor monyet bernama Yorick selamat kembali dari luar angkasa.
3.
Tikus.
Sejak dulu
tikus dikenal sebagai objek studi sains, hewan ini pun mulai dikirim ke luar
angkasa sebagai pendamping Yorick si monyet. Hingga pada tahun 1961, Prancis
juga mengirimkan seekor tikus bernama Hector. Tikus ini berhasil terbang
setinggi 149,6 kilometer dari permukaan bumi dan berhasil kembali dengan
selamat ke bumi.
4.
Kucing.
Tidak puas
dengan hanya meluncurkan tikus, pada Oktober 1963 Prancis mengirimkan kucing
pertama ke luar angkasa. Kucing yang ditemukan di jalanan itu bernama Felix.
Fotonya diabadikan di koleksi perangko beberapa tahun kemudian. Selain
diabadikan sebagai perangko, namanya juga dijadikan nama sebuah film Felix the
Cat.
5.
Anjing.
Seekor
anjing bernama Laika, menangkap perhatian dunia ketika ia diluncurkan ke orbit
oleh Uni Soviet pada 3 November 1957. Sayangnya, Laika tidak berhasil bertahan
sampai luar angkasa. Rasa panas dan panik membunuh dirinya. Akhirnya anjing ini
meninggal 5-7 jam setelah peluncurannya.
6.
Kura-Kura.
Ini dia
hewan yang paling lama bertahan di luar angkasa. Pada september 1968 Uni Soviet
meluncurkan rocket Zond 5 berisi 2 ekor kura-kura. Dan mereka menjadi hewan
pertama yang berhasil mengelilingi Bulan. Misi selanjutnya pada November 1975,
kura-kura dikirim kembali dan memecahkan rekor hewan terlama di luar angkasa
yakni 90,5 hari.
7.
Laba-Laba.
Pada tahun
1973, sepasang laba-laba bernama Arabella dan Anita diluncurkan ke luar
angkasa. Misi dari peluncuran laba-laba ini adalah untuk mengamati bagaimana
bobot dan gravitasi luar angkasa mempengaruhi konstruksi dari jaring laba-laba.
Walaupun kedua laba-laba mati karena dehidrasi, tapi mereka berhasil memintal
jaring. Ilmuwan mengungkapkan bahwa laba-laba di luar angkasa ternyata memiliki
kesulitan dalam membuat jaring simetris dalam gravitasi nol. Jaring tersebut
lebih halus daripada ketika berada di bumi.
8.
Lebah.
Pada tahun
1984, astronot bernama James Van Hoften pergi ke luar angkasa bersama 3000 ekor
lebah. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana lebah membuat sarang lebah
pada gravitasi nol. Ternyata kondisi luar angkasa tidak berpengaruh dalam
pembentukan sarang lebah. Para lebah berhasil membuat sarangnya sama persis
seperti saat mereka berada di bumi.
9.
Kadal Air.
Pada tahun
1985, 10 kadal dengan anggota tubuh yang terputus, dikirim ke luar angkasa
sebagai bagian dari studi mengenai regenerasi. Hasil riset dari pengiriman
kadal ini digunakan untuk memahami cedera manusia lebih mendalam.
10.
Bulu Babi.
NASA
menyatakan tidak pernah ada mahluk hidup yang bisa berhubungan seksual di luar
angkasa. Tetapi penelitian di pesawat ulang alik Atlantis pada tahun 1997
membuktikan bahwa sel sperma berenang lebih cepat di area bebas gravitasi. Sel
sperma yang diteliti adalah sperma bulu babi, mereka berenang lebih cepat di
luar angkasa daripada di bumi.
0 komentar:
Posting Komentar