Konsep
semesta film layar lebar ciptaan Marvel yang lahir di 2008 silam telah tumbuh
menjadi fenomena baru di dunia perfilman saat ini. Mengusung nama Marvel
Cinematic Universe, konsep mengaitkan cerita film “A” dengan film “B” ini
akhirnya sukses besar hingga akhirnya memotivasi beberapa studio Hollywood
lainnya untuk mencoba hal yang sama. Sebut saja Universal, Fox, Sony hingga
Warner Brothers.
Studio yang
terakhir ini mungkin adalah yang paling berpotensi menggoyahkan hegemoni
Marvel. Berbekal film-film superhero menarik berbasis DC Comics yang siap
dirilis mulai 2016 hingga 2020, Warner Bros. akhirnya memantapkan langkahnya
untuk menciptakan semesta film miliknya yang dinamai DC Extended Universe.
Batman v
Superman dan Suicide Squad menjadi dua dari sekian banyak film yang memperkuat
DC Extended Universe selama beberapa tahun ke depan. Ya, rencana ambisius ini
tentunya membuat kita tertarik untuk mengetahui lebih dalam seperti apa DCEU
dan sembilan hal ini siap menjawabnya:
1)
Ada Dua Macam Film Justice League
Layaknya
The Avengers, Justice League adalah tim superhero terkuat yang terpanggil untuk
menghentikan ancaman berskala super masif yang membahayakan keselamatan umat
manusia di muka bumi. Untuk Justice League Dark sebenarnya terbilang mirip
karena mereka juga penyelamat dunia. Bedanya, tim ini beranggotakan pahlawan
berkekuatan supernatural yang beraksi secara rahasia dalam meringkus villain
yang juga berkekuatan supernatural. Dan, kehadiran Justice League Dark semakin
diperhitungkan sebab hanya merekalah yang mampu mengatasi kejahatan berbau
supernatural.
Meski
dikembangkan New Line Cinema, film Justice League Dark dipastikan tetap eksis
di DC Extended Universe milik Warner Bros.. Naskahnya sendiri ditulis Guillermo
Del Toro dan mengusung tim yang beranggotakan Swamp Thing, Madame Xanadu,
Deadman, Zatanna dan Constantine. Awalnya Del Toro terpilih jadi sutradara
sebelum konflik jadwal memaksanya untuk mundur.
Tak seperti
saudaranya, proses pengembangan film Justice League Dark berjalan cukup lambat.
Namun dengan keputusan Warner Bros. menyerahkannya pada New Line, penggarapan
Justice League Dark diharapkan dapat melaju cepat.
2)
Seleksi Naskah untuk Film-Film DC
Ada satu
cara terdengar anti-mainstream yang digunakan Warner Bros. dalam menggeber
beberapa film DC, termasuk Aquaman. Dikabarkan studio ini memanggil para
penulis skrip untuk menulis naskah yang berbeda-beda sesuai kreativitas
masing-masing. Setelahnya, naskah ini diseleksi untuk menentukan mana yang
terbaik untuk digunakan dalam film. Uniknya, kalaupun semua naskah ini berhasil
membuat para produser terkesan, maka semua naskah ini akan dikombinasikan
menjadi naskah baru.
Seorang
sumber mengatakan cara ini ibarat melempar kotoran ke dinding dan yang masih
menempel, itulah yang akan diambil. Singkat kata, Warner Bros. mengadakan
“kontes” pencarian naskah terbaik yang kemudian disuntikkan ke dalam film.
3)
Dawn of Justice Adalah Wonder Woman
Pemilihan
bintang Fast and Furious, Gal Gadot, sebagai Wonder Woman mungkin menuai banyak
kritik, utamanya dari fans komik DC. Namun keraguan dan skeptisme ini langsung
sirna setelah trailer terbaru Batman v Superman: Dawn of Justice memperlihatkan
sekilas aksi keren dari superheroine berjuluk Amazonian Warrior.
Selain Gal,
aktris yang turut menjalani audisi untuk peran Wonder Woman adalah Olga
Kurylenko dan Elodie Young. Ya, mereka bertiga memang eksotis dan terbilang
memenuhi kriteria penampilan fisik Wonder Woman. Namun kenyataannya hanya Gal
saja yang mampu membuat para produser terkesima.
Wonder
Woman sendiri memegang peranan penting dalam Batman v Superman. Saking
pentingnya, sub judul Dawn of Justice sebenarnya merujuk pada Wonder Woman. Hal
ini bukan tanpa alasan karena menurut sutradara Zack Snyder, Wonder Woman
adalah sosok kunci di balik terbentuknya tim superhero Justice League di DC
Extended Universe.
4)
Menebus Kegagalan Green Lantern
Sebelum Man
of Steel, Warner Bros. sebenarnya sudah berkehendak menciptakan semesta film DC
lewat Green Lantern yang dirilis 2011. Namun impian ini harus tertunda setelah
Green Lantern tampil mengecewakan dari segi box office maupun respon audiens,
walaupun di sisi lain akting Ryan Reynolds mendapat pujian.
Kini dengan
diresmikannya DC Extended Universe yang menyertakan film Green Lantern, Warner
Bros. memiliki kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Telah
dikonfirmasi reboot film Green Lantern berjudul Green Lantern Corps dan
Reynolds takkan kembali berperan.
Green
Lantern Corps sendiri merupakan nama pasukan penjaga keamanan lintas galaksi.
Konon filmnya nanti mengusung dua karakter Green Lantern utama, yakni Hal
Jordan dan Jon Stewart. Dua karakter utama ini tentu melahirkan potensi film
tentang aksi duo jagoan dengan kepribadian bertolak belakang yang menghadirkan
keseruan tersendiri.
Belum
diketahui siapa diantara keduanya yang bergabung dengan Justice League. Kendati
film Green Lantern baru tayang lima tahun dari sekarang, namun superhero ini
diperkirakan muncul lebih cepat di film Justice League.
5)
Villain untuk Justice League Part One dan Part Two
Dua bagian
Justice League rencananya akan diproduksi secara beruntun mulai awal 2016,
dengan tim yang sama di balik Batman v Superman: Dawn of Justice, yaitu Zack
Snyder sebagai sutradara dan Chris Terrio sebagai penulis naskah. Hingga
artikel ini diturunkan, belum ada pengumuman resmi terkait line-up Justice
League dan villain untuk filmnya.
Namun jika
rumor ini terbukti benar, villain yang diusung Part One adalah Brainiac, alien
jenius yang mampu mengendalikan robot dan drone. Jika Brainiac sudah
dikalahkan, konon dalam ending Part One Green Lantern yang terluka datang ke
bumi untuk memberitahu Batman cs bahwa ancaman yang sesungguhnya adalah Darkseid,
salah satu villain terkuat DC. Dari momen itulah Darkseid disiapkan untuk
menjadi lawan Justice League di Part Two.
Lantas
bagaimana dengan villain Doomsday yang tidak kalah berbahaya? Rumor mengatakan
monster Krypton ini akan lahir di Batman v Superman setelah Lex Luthor
melakukan eksperimen pada jasad General Zod.
6)
DC akan Tampil Beda dari Marvel
Film-film
Marvel terkenal dengan humornya serta ceritanya yang bernuansa cerah. Lalu
bagaimanakah siasat DC agar tidak disamakan dengan rival terdekatnya? Caranya,
film-film DC akan dibuat lebih serius dan realistis dengan cerita yang kelam,
tak jauh beda dengan trilogi The Dark Knight karya Christopher Nolan.
Menariknya,
Zack Snyder belakangan juga berterima kasih atas kontribusi Nolan memberikan
warna yang sangat berbeda dari Marvel lewat triloginya. Karena itu, nuansa
serius dan kelam akan terus dijadikan ciri khas DC Extended Universe.
7)
Pentingnya Peran Man of Steel di Batman v Superman
Dalam Man
of Steel, pertarungan final nan dahsyat antara Superman dan General Zod di
Metropolis menuai kontroversi karena kerusakan yang ditumbulkan dinilai
berlebihan bagi beberapa pihak. Akibat pertarungan ini, ribuan nyawa manusia
melayang disertai dengan banyaknya gedung yang hancur lebur. Namun Zack Snyder
ternyata punya alasan tersendiri mengapa pertarungan ini harus sangat
destruktif, karena hal itu akan berperan besar di Batman v Superman: Dawn of
Justice.
Dalam
trailer Batman v Superman, diperlihatkan Bruce Wayne sangat geram ketika
melihat gedung miliknya juga ikut hancur akibat aksi Superman melawan Zod. Nah,
inilah yang menjadi motif utama Batman menyerang teman seperjuangannya. Dengan
demikian, bisa dikatakan Batman v Superman adalah sekuel tak langsung untuk Man
of Steel.
8)
Ada Trilogi Batman Baru
Kesuksesan
besar yang diraih trilogi The Dark Knight membuat Warner Bros. ingin mengulang
kesuksesan yang sama lewat aktor pemeran Batman selanjutnya, Ben Affleck.
Batman sendiri dipastikan beraksi di empat film hingga 2020, diantaranya Batman
v Superman, Suicide Squad dan dua bagian Justice League.
Namun sepak
terjang Batman di DC Extended Universe ternyata belum berhenti sampai disitu.
Berkat pemutaran awal Batman v Superman mendapat standing ovation dari para
eksekutif WB, kontrak Affleck akhirnya diperpanjang hingga 2025 agar ia bisa
membintangi trilogi Batman yang kemungkinan juga disutradarainya. Keputusan
besar WB menciptakan trilogi ini juga tak lepas dari penampilan memukau Affleck
dalam memerankan Batman. Kabar lain juga menyebut Batman adalah penghubung
film-film DCEU.
Meskipun
trilogi ini belum dikonfirmasi secara resmi, setidaknya ini menjadi pertanda
kalau Batman punya masa depan yang cerah
9)
Zack Snyder Adalah Arsitek DC Extended Universe
Jika bukan
karena sentuhan tangan dingin Kevin Feige, mungkin Marvel Cinematic Universe
tidak segemilang ini. Ya, begitulah kiranya gambaran kontribusi Feige.
President Marvel Studios merangkap produser inilah yang bertanggung jawab
menghadirkan film-film Marvel yang menyenangkan, sekaligus menciptakan benang
merah diantara film-filmnya.
Sementara
itu, Warner Bros. sempat memercayakan misi besar menciptakan semesta film layar
lebarnya kepada Geoff Johns. Namun pada akhirnya, Zack Snyder lah yang
benar-benar melaksanakan tugas Johns.
Didampingi
Deborah Snyder dan Charles Roven, Zack Snyder bertugas memonitor perkembangan
film-film DC agar tetap berada di jalur yang semestinya. Ia juga memegang
kendali penuh dari segi kreatif. Bahkan, Snyder kabarnya juga punya sebuah
whiteboard khusus untuk menggambarkan timeline, agar film-film DC Extended
Universe dapat saling berkesinambungan dengan sempurna dari segi kronologi
cerita.
Dalam
sebuah wawancara, Snyder menyatakan ia ingin para penulis naskah dan sutradara
DCEU memiliki kebebasan kreatif agar bisa membuat film yang mereka mau. Namun
ia tetap mengawasinya untuk memastikan mereka tetap berada di jalur yang Snyder
bangun di Batman v Superman dan Justice League, sekaligus memastikan cerita
yang mereka rangkai sesuai dengan DCEU.
Sumber : KASKUS
0 komentar:
Posting Komentar