Kamu
mungkin akan mengira bahwa kehidupan Steve Jobs dan keluarganya sehari-hari
akan selalu dikelilingi dengan teknologi. Mengingat Steve Jobs adalah pendiri
Apple Inc. maka tidak aneh jika kita menyangkan ia dan keluarganya akan
bergantung dengan teknologi. Tapi nyatanya, Steve Jobs malah membatasi
penggunaan teknologi pada anak-anaknya. Mereka bahkan tidak memiliki iPad.
Steve Jobs
tidak mengijinkan anaknya untuk menghabiskan terlalu banyak waktu menggunakan
gadget-gadget tersebut bahkan ketika iPad sukses besar di pasaran pada tahun
2010. Putrinya bahkan tidak memiliki iPad. Steve Jobs sendiri mengaku bahwa ia
dan keluargaya tidak menggunakan iPad dan membatasi penggunaan teknologi pada
anak-anak di rumah.
Setiap
sore, Steve Jobs dan keluarganya akan makan malam bersama di meja panjang di
dapur, membicarakan tentang buku, sejarah, dan banyak hal lainnya. Namun tidak
ada yang mengeluarkan iPad atau laptop atau menyalakan komputer. Anak-anak
Steve Jobs tidak ketagihan alat-alat tersebut karena ia tahu bahwa terlalu
banyak menghabiskan waktu dengan gadget bukanlah hal yang baik bagi
perkembangan anak-anak.
Bukan hanya
Steve Jobs yang membatasi penggunaan teknologi pada anak-anaknya. Banyak ahli
teknologi melakukan hal yang sama, salah satu contohnya adalah CEO Chris
Anderson yang merupakan pembuat drone 3D Robotics. Anderson dengan jelas
melarang kelima anaknya berada terlalu lama di depan layar karena potensi
bahaya yang dimilikinya.
“Ini karena
kami telah melihat bahaya teknologi pertama kali. Aku sudah melihatnya sendiri,
aku tidak ingin hal tersebut terjadi pada anakku,” ujar Chris Anderson.
Tidak hanya
Chris Anderson dan Steve Jobs, beberapa orang tua yang bekerja di perusahaan
teknologi tinggi seperti Apple, eBay, Google, Helwtt-Packard dan Yahoo justru
membatasi paparan teknologi pada anaknya. Mereka bahkan mengambil langkah lebih
jauh dengan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang juga membatasi peralatan
elektronik seperti Waldorf Elementary School di Los Altos, California. Di
sekolah ini, para murid diajak untuk mengembangkan bakat mereka masing-masing
tanpa gangguan dari gadget elektronik semacam smartphone, iPad, bahkan
televisi.
Yang perlu
dilakukan orang tua adalah membiarkan anak-anak tumbuh dengan berinteraksi,
mengembangkan kreativitas dan melatih spontanitas mereka yang merupakan ciri
khas kehidupan anak-anak yang sehat. Sudah seharusnya anak-anak melakukan hal
seperti bermain dengan temannya, makan bersama dengan keluarga, dan
menyelesaikan masalah bersama-sama.
Justru yang
mengerikan adalah membiarkan anak-anak menjadi terasing gara-gara terikat
dengan gadget mereka yang akhirnya membuat mereka tidak pernah memasuki dunia
nyata. Membiarkan anak-anak terpapar dengan smartphone atau gadget sejenisnya
di usia yang terlalu dini bisa membatasi kemampuannya mengembangkan imajinasi,
kreativitas, dan berinteraksi dengan orang lain.
Rasanya
bukan hal yang aneh jika di era teknologi seperti sekarang ini setiap orang
menginginkan untuk bisa mengikuti segala perkembangan teknologi sedini mungkin.
Jadi jangan heran jika anak-anak kecil saja sudah pegang iPad, laptop dan
sejenisnya kemana-mana dengan harapan mereka tidak akan jadi gaptek. Namun kita
perlu bertanya pada diri sendiri, apa konsekuensi dari gaya hidup seperti ini?
Tidak hanya
anak-anak, setiap orang juga perlu untuk mengembangkan diri dan tidak
tergantung dan terikat dengan peralatan semacam smartphone, iPad, dan
sejenisnya. Kita perlu berjalan ke luar dan berinteraksi secara langsung dengan
orang-orang lainnya. Ajak anak-anakmu untuk bermain bersama di luar dan
menikmati hidup mereka dengan lebih sehat dan seimbang secara fisik dan mental,
tanpa terikat dengan gadget.
Sumber : Kaskus
0 komentar:
Posting Komentar